Filsafat merupakan akar
dari seluruh ilmu yang ada, dari hasil pemikiran filsafat, dari hasil
pemikiran-pemikiran filsafat itulah muncul teori-teori yang sangat
bermanfaat bagi perkembangan kelimuan dan teknologi dijagat raya ini.
Kita
sudah begitu sering berfikir, rasa-rasanya berfikir beitu mudah.
Semenjak kita sudah biasa melakukannya. Setiap hari kita sudah berdialog
dengan diri kita sendiri, berdialog dengan orang lain, bicara, menulis,
membaca suatu uraian, mengkaji suatu tulisan, mendengarkan
penjelasan-penjelasan dan mencoba menarik kesimpulan-kesimpulan dari
hal-hal yang kita lihat dan kita dengar. Terus menerus seringkali hamper
tidak kita sadari.
Namun bila kita selidiki lebih lanjut, dan
terutama bila harus dipraktekkan sungguh-sungguh ternyata bahwa berfikir
dengan teliti dan tepat merupakan kegiatan yang cukup sukar juga.
Manakala kita berfikir seksama dan sistematis berbagai penalaran, segera
akan dapat kita ketahui bahwa banyak penalaran tidak menyambung tidak
menyekrup. Kegiatan berfikir-fikir benar-benar dituntut kesanggupan
pengamatan yang kuat dan cermat; dituntut untuk melihat
hubungan-hubungan, kejanggalan-kejanggalan, kesalahan-kesalahan yang
yang terselubung; waspada terhadap pembenaran diri (rasionalisasi) yang
dicari-cari, terhadap segalanya yang tidak berkaitan (tidak relevan),
terhadap prasangka-prasangka, terhadap pembuatan oleh rasa perasaan
pribadi atau kelompok / golongan.
A. Pengertian Logika Inferensi
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, logika berarti jalan berfikir yang masuk
akal sedangkan inferensi berarti simpulan atau kesimpulan
(Depdiknas:2001:433-681). Sedangkan menurut istilah Logika inferensi
berarti berfikir dengan akal yang sehat untuk memperoleh simpulan.
Sebagai ilustrasi ketika kita berhadapan dengan sebuah persoalan yang
memerlukan jalan keluar (pemecahan) maka persoalan tersebut kita
fikirkan dengan menggunakan akal yang sehat untuk memperoleh pemecahan
dari persoalan tersebut.
B. Pembagian Logika Inferensi
1. Logika
Logika
adalah study tentang tipe-tipe tata fikir. Bila sdilacak study logika
ini berangkat dari Yunani kuno ke Arabia, lalu Eropa, abad tengah,
daerah pasca renaissance yang matematik, dilanjutkan keabad XIX dan abad
XX . tradisi logika berkelanjutan seperti jalur diatas. Sedangkan
filsafat India dan China berkembang berpisah.
Urutan utama logika
Aristoteles adalah logika untuk membuat dan memuji inferensi langsung
logika sintaks dan semantic berupaya mempelajari fungsi kata, fungsi
kalimat, dan pencarian makna.
Dalam konseptualisasi trasdisional, logika, tidak lain daripada study formal dalam jenis tentang relasi formal dalam jenis.
2. Logika Formil
Yang
dimaksud logika formil kategorik adalah logika aristoteles beserta
modifikasi-modifikasi yang bertujuan menyempurnakan logika Aristoteles.
Pada waktu itu orang masih berpendapat bahwa Aristoteles telah
mengadakan eksplorasi secara tuntas seluruh masalah logika. Pada waktu
itu yang dikerjakan orang hanyalah sekedar membuat perbaikan-perbaikan,
atau penghapusan yang tidak perlu, atau membuat rumusan-rumusan untuk
memperjelas konsep-konsep logika dari Aristoteles. Menurut Emmanuel
khant perbaikan dan penjelasan tersebut lebih banyak menunjukkan usaha
agar logika aristoteles menjadi lebih tampan (elegant), bukan agar
tampil lebih kokoh (solid). Selanjutnya logika aristoteles dan
pernaikannya, penulis sebut sebagai logika tradisional.
3. Logika Matematika Aksiomatik
Pemikiran
tradisional kuno lainnya dapat kita jumpai pula pada Euclides dan
Archimedes. Tesis yang diteriam adalah bahwa struktur ilmu yang lengkap
semestinya tampil dalam pernyataan dalam system deduktif. Euclides dan
Archimedes mengorganisasikan kebenaran theoreen mengikuti kebenaran
asumtif aksiomanya. Mereka membuktikan bahwa aksioma dan definisi sudut
dan segitiga, merupakan konsekwensi dari jumlah sudut dari suatu
segitiga sama besar dengan jumlah dua sudut siku-siku.
4. Logika Matematik Probabilistik
Logika
matematik juga sering disebut logika simbolik. Perintis logika
matematik ini antara lain adalah de Morgan, Boole dan Leibniz. Libsniz
menunjukkan kalkulus universal; de Morga mengurun pada teori relasi ;
sedangkan Boole membuktikan bahwa matematika juga aplikatif untuk study
tentang relasi antar jenis dan antar proposisi. Logika matematika
mencakup telaah deduktif dan telaah induktif.
5. Logika Linguistik
Disebut
logika linguistic karena proposisi-proposisi yang digunakan untuk
membuat inferensi didasarkan pada struktur tata bahasa. Libniz selain
menjadi perintis logika matematik sekaligus menjadi perintis logika
bahasa. Analisisnya di dasarkan pada fungsi kata-kata yang digunakan,
dan teaah dari sudut tata bahasanya. Sehingga telaah ini disebut telaah
strukturalis atau analisis sintaktikal.
6. Logika Kualitatif
Logika
kualitatif dalam makalah ini, penulis pilahkan menjadi dua yaitu ;
logika kualitatif grounded, yang diberangkatkan dari phenomenology
Husserl dengan menggunakan definisi tipe E ; dan kedua logika kualitatif
deduktif yang diberangkatkan dari realisme Popper, yang juga
menggunakan definisi tipe E
7. Logika Paradigmatif
Rasanya
aneh menampilkan term logika paradigmatik. Maksudnya sama dengan upaya
penulis memaparkan term logika kualitatif grounded, yaitu untuk
menampilkan alternative komparatif guna membuat inferensi logic.
Dalam
telaah substantive mengenai kebenaran structural paradigmatic telah
penulis kemukakan pendapat Lichtenberg bahwa dia temukan adanya struktur
paradigmatic yang sekaligus menjangkau banyak domain disiplin ilmu.
Karena itu mengembangkan model logika guna membuat inferensi atas
struktur paradigmatic yang menjangkau banyak domain disiplin ilmu.
8. Inferensi fungsional – operasional.
Bertolak
dari perlunya berpadu antara idea dengan value dalam aksi, maka
inferensi logic yang hendak dicapai oleh pemikiran pragmatic adalah
inferensi pragmatic : yaitu berpadunya idea dan value dalam aksi, maka
inferensi logic yang hendak dicapai oleh pemikiran pragmatic adalah
inferensi pragmatic ; yaitu berpadunya idea dan value menjadi aksi pada
satu sisi sesuai dengan fungsinya, efektif operasinya, dan pada sisi
lain ; conform bentuknya dan koheren dari sisi valuenya.
LOGIKA INFERENSIAL