LOGIKA INFERENSIAL

Posted by: nurhayati_wardiman,

Filsafat merupakan akar dari seluruh ilmu yang ada, dari hasil pemikiran filsafat, dari hasil pemikiran-pemikiran filsafat itulah muncul teori-teori yang sangat bermanfaat bagi perkembangan kelimuan dan teknologi dijagat raya ini.

Kita sudah begitu sering berfikir, rasa-rasanya berfikir beitu mudah. Semenjak kita sudah biasa melakukannya. Setiap hari kita sudah berdialog dengan diri kita sendiri, berdialog dengan orang lain, bicara, menulis, membaca suatu uraian, mengkaji suatu tulisan, mendengarkan penjelasan-penjelasan dan mencoba menarik kesimpulan-kesimpulan dari hal-hal yang kita lihat dan kita dengar. Terus menerus seringkali hamper tidak kita sadari.

Namun bila kita selidiki lebih lanjut, dan terutama bila harus dipraktekkan sungguh-sungguh ternyata bahwa berfikir dengan teliti dan tepat merupakan kegiatan yang cukup sukar juga. Manakala kita berfikir seksama dan sistematis berbagai penalaran, segera akan dapat kita ketahui bahwa banyak penalaran tidak menyambung tidak menyekrup. Kegiatan berfikir-fikir benar-benar dituntut kesanggupan pengamatan yang kuat dan cermat; dituntut untuk melihat hubungan-hubungan, kejanggalan-kejanggalan, kesalahan-kesalahan yang yang terselubung; waspada terhadap pembenaran diri (rasionalisasi) yang dicari-cari, terhadap segalanya yang tidak berkaitan (tidak relevan), terhadap prasangka-prasangka, terhadap pembuatan oleh rasa perasaan pribadi atau kelompok / golongan.

A. Pengertian Logika Inferensi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, logika berarti jalan berfikir yang masuk akal sedangkan inferensi berarti simpulan atau kesimpulan (Depdiknas:2001:433-681). Sedangkan menurut istilah Logika inferensi berarti berfikir dengan akal yang sehat untuk memperoleh simpulan. Sebagai ilustrasi ketika kita berhadapan dengan sebuah persoalan yang memerlukan jalan keluar (pemecahan) maka persoalan tersebut kita fikirkan dengan menggunakan akal yang sehat untuk memperoleh pemecahan dari persoalan tersebut.

B. Pembagian Logika Inferensi
1. Logika
Logika adalah study tentang tipe-tipe tata fikir. Bila sdilacak study logika ini berangkat dari Yunani kuno ke Arabia, lalu Eropa, abad tengah, daerah pasca renaissance yang matematik, dilanjutkan keabad XIX dan abad XX . tradisi logika berkelanjutan seperti jalur diatas. Sedangkan filsafat India dan China berkembang berpisah.
Urutan utama logika Aristoteles adalah logika untuk membuat dan memuji inferensi langsung logika sintaks dan semantic berupaya mempelajari fungsi kata, fungsi kalimat, dan pencarian makna.
Dalam konseptualisasi trasdisional, logika, tidak lain daripada study formal dalam jenis tentang relasi formal dalam jenis.

2. Logika Formil
Yang dimaksud logika formil kategorik adalah logika aristoteles beserta modifikasi-modifikasi yang bertujuan menyempurnakan logika Aristoteles. Pada waktu itu orang masih berpendapat bahwa Aristoteles telah mengadakan eksplorasi secara tuntas seluruh masalah logika. Pada waktu itu yang dikerjakan orang hanyalah sekedar membuat perbaikan-perbaikan, atau penghapusan yang tidak perlu, atau membuat rumusan-rumusan untuk memperjelas konsep-konsep logika dari Aristoteles. Menurut Emmanuel khant perbaikan dan penjelasan tersebut lebih banyak menunjukkan usaha agar logika aristoteles menjadi lebih tampan (elegant), bukan agar tampil lebih kokoh (solid). Selanjutnya logika aristoteles dan pernaikannya, penulis sebut sebagai logika tradisional.

3. Logika Matematika Aksiomatik
Pemikiran tradisional kuno lainnya dapat kita jumpai pula pada Euclides dan Archimedes. Tesis yang diteriam adalah bahwa struktur ilmu yang lengkap semestinya tampil dalam pernyataan dalam system deduktif. Euclides dan Archimedes mengorganisasikan kebenaran theoreen mengikuti kebenaran asumtif aksiomanya. Mereka membuktikan bahwa aksioma dan definisi sudut dan segitiga, merupakan konsekwensi dari jumlah sudut dari suatu segitiga sama besar dengan jumlah dua sudut siku-siku.

4. Logika Matematik Probabilistik
Logika matematik juga sering disebut logika simbolik. Perintis logika matematik ini antara lain adalah de Morgan, Boole dan Leibniz. Libsniz menunjukkan kalkulus universal; de Morga mengurun pada teori relasi ; sedangkan Boole membuktikan bahwa matematika juga aplikatif untuk study tentang relasi antar jenis dan antar proposisi. Logika matematika mencakup telaah deduktif dan telaah induktif.

5. Logika Linguistik
Disebut logika linguistic karena proposisi-proposisi yang digunakan untuk membuat inferensi didasarkan pada struktur tata bahasa. Libniz selain menjadi perintis logika matematik sekaligus menjadi perintis logika bahasa. Analisisnya di dasarkan pada fungsi kata-kata yang digunakan, dan teaah dari sudut tata bahasanya. Sehingga telaah ini disebut telaah strukturalis atau analisis sintaktikal.

6. Logika Kualitatif
Logika kualitatif dalam makalah ini, penulis pilahkan menjadi dua yaitu ; logika kualitatif grounded, yang diberangkatkan dari phenomenology Husserl dengan menggunakan definisi tipe E ; dan kedua logika kualitatif deduktif yang diberangkatkan dari realisme Popper, yang juga menggunakan definisi tipe E

7. Logika Paradigmatif
Rasanya aneh menampilkan term logika paradigmatik. Maksudnya sama dengan upaya penulis memaparkan term logika kualitatif grounded, yaitu untuk menampilkan alternative komparatif guna membuat inferensi logic.
Dalam telaah substantive mengenai kebenaran structural paradigmatic telah penulis kemukakan pendapat Lichtenberg bahwa dia temukan adanya struktur paradigmatic yang sekaligus menjangkau banyak domain disiplin ilmu. Karena itu mengembangkan model logika guna membuat inferensi atas struktur paradigmatic yang menjangkau banyak domain disiplin ilmu.

8. Inferensi fungsional – operasional.
Bertolak dari perlunya berpadu antara idea dengan value dalam aksi, maka inferensi logic yang hendak dicapai oleh pemikiran pragmatic adalah inferensi pragmatic : yaitu berpadunya idea dan value dalam aksi, maka inferensi logic yang hendak dicapai oleh pemikiran pragmatic adalah inferensi pragmatic ; yaitu berpadunya idea dan value menjadi aksi pada satu sisi sesuai dengan fungsinya, efektif operasinya, dan pada sisi lain ; conform bentuknya dan koheren dari sisi valuenya.


 
photo

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer massa. Duis vel libero vitae leo placerat blandit. Sed a nisi ac turpis facilisis facilisis. Pellentesque ut enim. Nam mollis ante. Quisque a eros. Fusce rutrum. Donec suscipit lobortis turpis.

@Tue 24 Feb, 2009 20:16Green Banner: 24 February, 2009Green Banner Vector Graphic http://tinyurl.com/an5ptx

Template and Icons by DryIcons.com